Senin, 22 Februari 2016

KEGIATAN PENGKAJIAN PEMBUATAN GULA AREN




 
USAHA PEMBUATAN GULA AREN

A.   Sejarah Singkat
Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian itu sendiri terbagi dalam berbagai subsektor yang dikelompokkan berdasarkan jenis tanaman yaitu Subsektor tanaman pangan, subsektor tanamanan hortikultura, serta subsektor tanaman perkebunan. Aren atau enau (Arenga Pinata) merupakan salah satu jenis tanaman dari subsektor tanaman perkebunan. Pohon Aren mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena hampir dari seluruh bagian tanaman ini mempunyai nilai jual dan mendatangkan keuntungan, diantaranya, Ijuk, dalam dunia kesehatan ijuk dapat digunakan sebagai bahan penyaring untuk menyehatkan air keperluan rumah tangga dan sebagai bahan pembuatan tambang, sapu dan sikat. Nira (sari buah manis), nira aren dapat diolah menjadi tuak, cuka, gula aren, dan gula semut. Buah aren juga menghasilkan buah yang dikenal dengan kolang koling yang dimanfaatkan untuk bahan pengisi kolak.
Salah satu sub sektor pertanian yang cukup penting keberadaannya dalam pembangunan nasional adalah sub sektor perkebunan. Komoditi perkebunan yang banyak dilestarikan dan ditingkatkan oleh industri kecil adalah gula aren  yang bahan baku berasal dari tanaman aren. Ditinjau dari segi pembuatannya dan bentuk hasilnya maka usaha pengolahan gula aren termasuk dalam food-processor, yaitu mengolah hasil pertanian menjadi bahan konsumsi. Pada kenyataannya, gula merah yang berasal dari nira aren lebih unggul dari gula merah yang berasal dari nira kelapa. Gula aren memiliki cita rasa yang jauh lebih manis dan tajam.


B.   Lokasi
Usaha dijalankan disebuah pekarangan di belakang rumah berstatus milik sendiri yang juga sekaligus merupakan tempat tinggalnya, terletak di Desa Batulicin, Kecamatan Batulicin, Kabupaten  Tanah Bumbu,. Kondisi lahan cukup bagus untuk melakukan usaha pembuatan gula aren.

C.   Manfaat
Sebagai barang konsumsi, maka gula merah mempunyai peran dan manfaat dalam sistem pangan manusia. Selain sebagai penyedia rasa manis, gula merah juga merupakan salah satu pemasok kalori. Oleh karena itu gula merah banyak dibutuhkan oleh manusia untuk dikonsumsi. Gula Aren juga mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan cuka aren.

D.   Strategi dan Daerah Pemasaran
Gula aren dijual melalui warung-warung kecil atau besar dan juga melalui pesanan dari para pedagang sembako yang ada di pasar-pasar seperti Pasar Minggu Batulicin, Pasar Harian Simpang Empat. Untuk daerah pemasaran gula aren ini dipasarkan di daerah Simpang Empat, Batulicin, Pagatan, dan daerah-daerah di sekitar Kabupaten Tanah Bumbu.

E.   Bahan Baku
Bahan baku berasal dari Pohon Aren yang berpotensi menghasilkan 10-15 liter air nira tiap harinya dan proses penampungan ini dapat dilakukan setiap harinya selama tiga bulan, pada pagi dan sore hari. Air Nira hasil sadapan yang sudah dikurangi kadar airnya dan menjadi padat, inilah yang disebut gula aren. Pengolahan gula aren merupakan salah satu jenis usaha kecil yang mudah untuk dilaksanakan.

F.    Persiapan Produksi
Untuk membuat gula aren maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain:


1)      Persiapan Penyadapan
Proses persiapan penyadapan nira yang dilakukan oleh petani dengan membersihkan batang aren dari ijuk dan kotoran lain serta membuka pelepahnya. Selain membersihkan batang aren, petani juga memasang tangga yang terbuat dari buluh sebagai alat untuk memanjat pohon aren sewaktu penyadapan nira. Setelah pohon aren siap disadap, petani melakukan,
2)      Pemukulan Tandan Bunga Jantan
Pemukulan terhadap tandan bunga jantan yang siap untuk disadap niranya. Pemukulan tandan bunga jantan dilakukan menggunakan kayu dengan arah memutar mulai dari ujung ke arah pangkal, kemudian sebaliknya sebanyak 3-6 kali putaran yang dilakukan secara perlahan dan hati-hati serta menggoyang-goyangkan tandan bunga jantan secara perlahan. Proses tersebut bertujuan untuk memperbesar pori-pori dan melunakkan tandan bunga jantan, sehingga nira mudah keluar.
3)      Pemotongan Ujung Tandan Bunga Jantan
Setelah pemukulan tandan bunga jantan, petani memotong ujung tandan bunga jantan dengan menggunakan pisau. Sebelumnya, dirijen atau bumbung digantungkan dekat tandan tersebut sehingga air nira yang keluar tertampung didalam bumbung atau dirijen tersebut. Petani akan mengaitkan katrol dirijen atau bambu sehingga setelah bumbung atau dirijen tersebut penuh maka petani akan menurunkan menggunakan katrol tersebut.
4)      Penyadapan
Penyadapan nira aren dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pagi dan sore hari, dari satu tongkol bunga bisa dihasilkan sebanyak 4-5 liter nira tergantung dari tingkat kesuburan pohon aren tersebut. Nira yang sudah ditampung sejak sore hari, kemudian diambil pada pagi hari berikutnya, dan nira yang ditampung sejak pagi hari, niranya diambil pada sore hari. Setiap mengganti bumbung, tandan tempat keluarnya nira harus diiris tipis agar saluran atau pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira dapat keluar secara lancar. Setiap tandan bunga jantan dapat disadap selama 3-4 bulan, yaitu sampai tandannya habis atau mengering.


G.  Proses Produksi
Proses pengolahan nira menjadi gula aren dilakukan dengan cara memasak nira aren tersebut menggunakan kuali yang berukuran besar. Setelah nira aren disadap, nira aren tersebut dikumpulkan didalam ember. 
1.      Nira dituangkan sambil disaring dengan kasa kawat yang dibuat dari bahan tembaga, yang berguna untuk memisahkan nira aren dengan kotoran yang ikut sewaktu penyadapan. Penyaringan nira dari kotoran dilakukan sebanyak 2 kali.kemudian diletakkan di atas tungku perapian untuk segera dipanasi (direbus) yang berbahan bakar kayu bakar.
2.      Pemanasan ini berlangsung selama 1-3 jam, tergantung banyaknya (volume) nira. Pemanasan tersebut dilakukan sambil mengaduk-aduk nira sampai mendidih. Pemanasan ini diakhiri setelah nira menjadi kental dengan volume sekitar 8%.
3.      Pengadukan dilakukan lebih sering hingga nira aren menjadi pekat. Pada fase ini juga dilakukan pembersihan dari buih dan kotoran halus yang muncul di permukaan nira yang mendidih dibuang, agar dapat diperoleh gula aren yang berwarna tidak terlalu gelap (hitam), kering dan tahan lama.
4.      Kemudian gula aren dicetak di dalam cetakan dari kayu dengan membersihkan cetakan tersebut terlebih dahulu dengan menggunakan air kapur dan merendamnya dengan air bersih untuk memudahkan pelepasan gula aren nantinya.

H.  Finishing
Setelah semua proses pemasakan sudah selesai selanjutnya gula tersebut di cetak menggunakan cetakan, cetakan ini biasanya ada yang menggunakan potongan bambu yang kecil lubangnya sesuai kinginan, ada juga yang menggunakan papan yang di bikin cowakan cowakan seperti mangkok, tapi kalo yang ini harus di dasari dengan plastik supaya dalam pengambilan waktu gula sudah kering mudah. Setelah gula sudah di cetak di diamkan beberapa menit, kalo gula itu sudah keras baru gula itu di lepas dari cetakan. Proses pendinginan, sebelum gula merah di simpan terlebih dahulu gula merah itu di dinginkan, supaya dalam penyimpanan tidak leleh/lembek. Jika sudah dingin maka selanjutnya proses pengepakan dapat menggunakan daun nira kering maupun daun pisang kering untuk membungkusnya.

I.      Omset Penjualan / Analisa Usaha
Seluruh petani menghabiskan kayu bakar dengan biaya sebesar Rp 300.000 per bulan bahkan terkadang tidak perlu membeli dan hanya mencari potongan-potongan kayu di hutan. Nira aren sebanyak 40-45 liter dalam sehari mampu menghasilkan 5 kg gula aren dengan lama proses memasak selama 1,5 jam.  Setelah nira aren dimasak, nira akan menjadi kental dan berwarna merah kecoklat-coklatan sehingga nira yang kental tersebut akan dimasukkan kedalam cetakan yang berdiameter 5 cm. Sebelum dimasukkan kedalam cetakan, cetakan tersebut direndam terlebih dahulu ke dalam air untuk memudahkan pelepasan gula aren dari cetakan. Cetakan aren yang berdiameter 5 cm tersebut menghasilkan gula  aren dengan berat 0,23 kg-0,25 kg gula aren, dengan harga Rp. 7.000,-  s/d  Rp. 10.000,-/ kg. Dalam sebulan mampu menghasilkan 100 – 150 kg


J.     Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan
Gula merah atau biasa yang disebut dengan gula jawa merupakan kebutuhan pokok manusia yang selalu mengalami perubahan yang cenderung meningkat. Peningkatan tersebut terjadi seiring meningkatnya pendapatan penduduk, jumlah penduduk serta semakin banyak industri pangan yang menggunakan gula merah sebagai bahan bakunya. Namun keberadaan agroindustri ini ternyata belum mampu menjalankan peran-nya secara optimal. Produsen harus mengahabiskan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan usahanya ini, bahkan ada dari mereka yang tidak bertahan dalam usaha ini. Faktor yang menyebabkan antara lain modal yang terbatas, pasar yang masih lokal daerah, teknologi belum modern. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas, kuantitas maupun kontinyuitas produksi gula merah yang dihasilkan masih rendah sehingga keuntungan yang diperoleh produsen gula merah tidak bisa maksimal. Akan tetapi produsen yang mampu memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dan memiliki strategi dalam mengusahakan agroindustri gula merah akan mampu bertahan bahkan dapat meningkatkan pendapatan, bertambahnya lapangan kerja, dan meningkatnya skala usaha.



K.  Kesimpulan dan Saran
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan :
1.        Pengembangan gula aren di Kecamatan Batulicin masih sangat prospektif, hal tersebut dapat dilihat dari potensi sumber daya (faktor endowment) dan faktor sumber daya manusia yang ada, sehingga pengembangan agroindustri aren sangat potensial.
2.        Secara finansial, pengolahan gula aren memberikan keuntungan yang besar. Hal tersebut dapat dilihat karena tidak banyaknya mengeluarkan biaya bahan baku.
3.        Rantai pemasaran gula aren di Kecamatan Batulicin juga masih kurang efektif, di mana pemasaran gula aren masih melalui pedagang pengumpul/agen.
4.        Diharapkan dengan tersedianya potensi aren di Tanah Bumbu, pemerintah selaku pemegang kebijakan dapat lebih meningkatkan pengembangan agroindustri aren dengan lebih meningkatkan peran serta stake holder terkait maupun peluang-peluang kerja sama dengan pihak swasta.
5.        Pemerintah diharapkan mengarahkan untuk membentuk dan membina kelembagaan dalam meningkatkan agroindustri aren sebagai home industry, sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi pengrajin gula aren serta mampu meniningkatkan Perekonomian Daerah, bahkan bukantidak mungkin mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.
6.        Adanya introduksi teknologi agar gula aren tidak saja dijual dalam bentuk batangan, tapi dapat dibuat tepung gula/(gula semut) atau gula aren cair dalam kemasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar