A.
Sejarah Singkat
Usaha roti adalah usaha yang memproses
tepung terigu menjadi roti yang siap dinikmati konsumen melalui proses yang
sedikit panjang. Tepung terigu, ragi, mentega, air, gula dan garam dicampur
sampai sangat baik memakai mikser. Lama pengadukan dalam mikser sekitar 20
menit. Adonan
yang dihasilkan siap dibentuk menjadi berbagai bentuk. Adonan yang besar ini
dimasukkan ke dalam mesin untuk dibagi menjadi besaran 200 gram atau besaran
yang diinginkan.
Kini membuat roti yang enak tak perlu
serepot dulu tentunya. Peralatan membuat roti tersedia banyak di pasaran. Ada
banyak jenis roti yang bisa menjadi pilihan untuk bisnis Anda. Roti tawar, roti
manis, roti isi dan sebagainya. Pemilihan jenis roti menentukan proses produksi
dan target pasar. Roti juga bukan makanan yang tahan lama, untuk itu tempat
penyimpanan pelu Anda pikirkan. Untuk bahan dasar rotinya pun Anda bisa buat
sendiri. Dengan menyiapkan tepung terigu, ragi, air dan garam Anda bisa
menghemat biaya membuat roti sesuai kebutuhan.
Persaingan
bisnis di bidang kuliner khususnya bakery memang cukup ketat. Roti dengan
tekstur yang lembut dan varian rasa beragam menjadi kunci sukses bisnis bakery.
Menengok sejarah, roti mulai dibuat pada tahun 2600 SM oleh bangsa Mesir. Ragi
sebagai bahan utama roti dikenal sejak tahun 3500 SM. Dulu bangsa Mesir
menjemur adonan roti yang telah dicampur roti di bawah sinar matahari agar bisa
mengembang sempurna.
B.
Lokasi
Usaha dijalankan disebuah rumah
permanen berstatus milik sendiri yang berukuran 8 x 10 meter yang juga
merupakan tempat tinggal Bapak Mistayip, terletak di Jalan Karang
Jawa Gg. Karang Indah Desa Barokah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu,.
Kondisi pantry cukup bagus untuk
melakukan usaha pembuatan roti manis.
C.
Manfaat
Roti adalah makanan komsumsi yang biasanya dijadikan
pelengkap, disantap dalam keadaan santai atau pun saat berkumpul dan rasanya
sangat enak dengan berbagai macam rasa.
D.
Strategi dan Daerah
Pemasaran
Roti dapat dijual melalui toko kecil
atau besar dan juga melalui pesanan. Ada beberapa cara penjualan. Sistem jual
putus atau sistem bila tidak laku dikembalikan. Umumnya, toko lebih suka
menggunakan sistem roti yang tidak laku dikembalikan.
Karena itu, pengusaha harus menghitung banyaknya roti yang laku dijual untuk memperkecil kerugian. Pengusaha dapat mencatat selama dua minggu untuk melihat pola penjualan roti di tempat tersebut.
Karena itu, pengusaha harus menghitung banyaknya roti yang laku dijual untuk memperkecil kerugian. Pengusaha dapat mencatat selama dua minggu untuk melihat pola penjualan roti di tempat tersebut.
Cara lain, menjual roti langsung ke
rumah-rumah memakai gerobak atau motor. Usahakan mencari tempat yang tepat dan
tidak banyak pedagang roti di sana. Untuk itu, perlu memantau sendiri daerah
tempat penjualan. Jumlah roti yang terjual juga harus dicatat agar jangan
banyak roti yang tidak laku karena tidak bisa dijual lagi keesokannya.
Adapun melalui pesanan, yang dilakukan dengan cara memesan langsung ketempat pembuatan roti.
Adapun melalui pesanan, yang dilakukan dengan cara memesan langsung ketempat pembuatan roti.
Untuk daerah pemasaran Roti
manis ini dipasarkan di daerah Simpang Empat, Batulicin, Karang Bintang,
Sebamban, Cantung, Kotabaru dan daerah-daerah di sekitar Kabupaten Tanah Bumbu.
E.
Bahan Baku
Bahan utama roti adalah tepung terigu, air, garam, ragi
dicampur dengan gula, lemak, susu, bread improver dan bahan tambahan lainnya. Pemilihan bahan
yang baik atau buruk serta formulasinya sangat berpengaruh pada hasil
akhir/kualitas produk.
1. Tepung Terigu
Umumnya produk roti bahan dasarnya adalah tepung terigu. Komponen terpenting yang
membedakan dengan bahan lain ialah kandungan protein. Protein terigu glutenin
dan gliadin pada kondisi tertentu misalnya dalam pengadonan bila
tercampur dengan air akan dapat membentuk massa yang elstis dan ekstensibel,
yang popular dalam dunia bakeri disebut gluten.
Sifat-sifat fisik gluten yang ekstensibel dan elastis
memungkinkan dapat menahan gas pengembang dan adonan dapat menggelembung
seperti balon. Hal itulah yang memungkinkan produk roti mengembang dengan
struktur berongga-rongga yang halus dan seragam serta tekstur yang lembut serta
elastis, oleh karena itu sifat tersebut sangat penting dalam pembuatan roti.
Tepung terigu yang digunakan sebagai bahan baku utama
produk roti
harus memenuhi kriteria mutu. Pengamatan secara organoleptic tepung terigu yang
baik, memenuhi kriteria berikut :
a) Pengamatan visual
·
Warna dari tepung terigu putih kekuningan
·
Tidak terdapat belatung atau hama ( Tribolium
confusum ) mati dan hidup
·
Tepung tterigu tidak menggumpal
·
Tepung terigu tidak terdapat jamur warna hitam
b) Pengamatan perabaan ( finger feeling )
·
Bila dirasa dengan jari agak kasar/ berpasir terasa
lembut seperti tepung tapioca sudah rusak
c)
Pengamatan bau dan rasa
·
Bau tepung terigu tidak aneh / tidak tengik
·
Bila dikunyah 3 menit terasa manis, berarti tepung
terigu rusak.
2.
Air
Air adalah
bahan yang paling murah dalam pembuatan produk roti, tetapi sangat vital dan
besar peranannya pada produk yang mengembang seperti roti dan donut.
Fungsi air dalam pembuatan roti sebagai berikut :
·
Diperlukana dalam pembentukan gluten
·
Menentukan konsistensi dan karakteristik rheologis
adonan
·
Menentukan kemudahan adonan penanganan adonan selama
proses
·
Menentukan mutu produk yang dihasilkan
·
Berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan seperti garam,
gula, susu dan mineral sehingga bahan tersebut menyebar merata dalam tepung
·
Mempertahankan rasa lezat roti lebih lama bila dalam
roti terkandung cukup air
·
Bertindak sebagai bahan pengikat dan memungkinkan
terjadinya fermentasi adonan
·
Salah satu bahan yang dapat menentukan suhu adonan
Penentuan jumlah air yang optimum untuk adonan dilakukan
dengan cara memeriksa/melihat konsistensi adonan secacra visual selama
pengadukan atau dengan menggunakan alat misalnya farinograf. Jika
penggunaan air terlalu banyak, adonan akan menjadi lengket dan susah ditangani
selama proses pembuatan roti. Sebaliknya jika terlalu sedikit air yang
digunakan, produk akhir roti setelah pembakaran akan menjadi keras.
Kandungan mineral dan keasaman air sangat berpengaruh
terhadap sifat adonan. Jika menggunakan air yang lunak seperti air destilata
atau air hujan cenderung menyebabkan adonan lengket dan produk kurang
mengembang. Jika digunakan air yang demikian sebaiknya digunakan peragi kimia
atau mineral yeast food yang mengandung garam-garam mineral, dan
jumlah garam ditingkatkan tanpa menyebabkan rasa asin yan berlebihan.
Sebaliknya bila air yang digunakan terlalu banyak
mengandung garam karbonat (magnesium karbonat, kalsium karbonat) penggunaan
garam dikurangi dan jika menggunakan ragi, jumlah ragi perlu ditingkatkan
karena gluten akan menjadi lebih keras.
3. Ragi Roti
Ragi roti atau yeast adalah mikroorganisme hidup jenis
khamir yang sering disebut Saccharomycess cerrevisiae, berkembang biak
melalui cara membelah diri atau budding. Yeast memfermentasikan adonan
sehingga mengembang/menghasilkan gas karbondioksida yang akan mengembangkan
adonan. Jika proses fermentasi berjalan dengan baik, makan akan menghasilkan
produk roti dan donut yang baik juga, dalam arti mempunyai tekstur dan cita
rasa yang enak.
Selama proses fermentasi akan terbentuk karbondioksida dan
ethyl alkohol. Gula-gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa digunakan
sebagai substrat penghasil karbondioksida. Gas karbondioksida terbentuk
menyebabkan adonan roti mengembang dan alkohol berkontribusi dalam membentuk
aroma roti. Kondisi fermentasi yang ideal pada temperatur 30-38 derajat celcius
dan kelembaban 75-80%.
Kondisi untuk ragi yang penting dalam pengembangan dalam
membelah diri adalah tersedianya air, substrat (glukosa), suhu 26-28 derajat
celcius dan tersedianya oksigen. Suhu ideal absolut fermentasi adalah 38
derajat celcius kelembaban relatif 80%..
Fungsi ragi dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi
adonan dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga mematangkan
dan mengempukan gluten dalam adonan. Pengkondisian gluten ini akan memungkinkan
untuk mengembangkan gas secara merata da n menahannya, membentuk cita rasa akibat
proses fermentasi.
Ragi yang telah lama atau yang telah rusak, sebaiknnya
tidak digunakan karena akan menghasilkan enzim proteolitik yang dapat merusak
gluten dari tepung dan menurunkan kualitas roti. Ragi basah maupun ragi kering
mempunyai aktivitas yang baik jika disimpan pada suhu sekitar 6 derajat
celcius. Suhu dibawah 25 deraajat celcius menurunkan aktivitasnya dan pada
tingkat diatas 40 deerajat celcius ragi akan mati.
4. Garam
Setiap
produk roti tidak bisa dikatakan baik jika tidak memiliki rasa dan aroma yang
enak. Garam dan flavor (penambah rasa dan aroma) biasanya ditambahkan dengan
jumlah kecil, namun peranannya untuk meningkatkan penerimaan konsumen sangatlah
besar.
Adapun fungsi garam sebagai berikut :
·
Memberi rasa supaya tidak hambar
·
Memperkuat cita rasa bahan lain, rasa manis gula akan
lebih terasa jika ada garam
·
Mengontrol perkembangan khamir (ragi) untuk produk
yang dikembangkan dengan ragi
·
Memperkuat keliatan gluten (daya renggang) dalam
adonan
·
Membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak
dikehendaki
·
Meningkatkan daya absorpsi air dari tepung
·
Salah satu bahan pengeras, jika tidak memakai garam,
adonan agak basah
·
Mengatur warna kulit roti
Kesalahan penanganan garam juga dapat menimbulkan masalah
dalam proses fermentasi, misalnya jika ragi dilarutkan didalam air yang telah
dtambah garam, maka pertumbuhan ragi akan terhambat hal ini dapat mengakibatkan
fermentasi yang lambat dan cita rasa produk yang kurang baik.
Penimbangan garam harus dilakukan seteliti mungkin jangan
memakai sendok atau alat-alat sebagai takaran karena akan sangat berpengaruh
pada proses fermentasi. Selain itu, pada waktu penimbangan bahan-bahan jangan
mencampur garam dengan yeast pada tempat yang sama, karena garam merupakan
racun bagi yeast.
Penambahan jumlah garam yang terlalu banyak akan menurunkan
kemampuan gluten dalam menahan gas, sebaliknya jika terlalu sedikit garam yang
digunakan akan menyebabkan adonan menjadi hambar dan akan mengurangi volume
adonan, karena gluten tidak mempunyai daya renggang yang cukup. Jika tidak ada
garam yang ditambahkan keddalam adonan maka hasilnya adalah kulit roti akan
terlihat sangat pucat dan terjadi pengerutan pada roti dan rasanya tidak akan
memuaskan.
5. Shortening atau Margarin
Shortening berbeda dengan margarin, juga mentega.
Shortening biasanya digunakan untuk membuat roti tawar warnanya putih sedangkan
Margarin dan Mentega biasanya digunakan untuk membuat roti manis dan cookie,
warnanya kuning.
Tujuan penggunaan lemak dalam pembuatan roti terutama untuk
meningkatkan volume, meningkatkan keseragaman dan kelunakan remah,
memperpanjang daya simpan dan mempermudah proses pemotongan roti ( Slicing
ability )
Fungsi shortening pada produk bakeri :
·
Memperkaya gizi dan memperbaiki tekstur/pori-pori (crumb)
·
Meningkatkan kelezatan dan keempukan (softness)
·
Memperbaiki aerasi sehingga produk bisa mengembang
·
Memperbaiki cita rasa (terutama mentega atau margarin)
untuk membentuk lapisa-lapisan pada produk pastry
·
Sebagai pengemulsi untuk mempertahankan kelembaban
·
Memperbaiki kehalusaan kulit (crust)
Di pasaran kita bisa temukan jenis shortening misalnya
mentega (butter), mentega putih, margarin dan pengganti mentega (butter
substitute). Mentega (butter) dibuat dari lemak (bagian krim susu) jika
mergarin dalam resep/formula digantikan dengam mentega maka jumlah mentega
cukup 85% dari berat margarin dan air yang harus ditambahkan sekitar 10% dari
berat mentega.
Dalam proses mixing, pencampuraan shortening harus
benar-benar rata. Pencampuran yang tidak sempurna akan menyebabkan tekstur roti
menjadi kasar dan tidak seragam. Jumlah lemak yang ditambahkan pada adonan roti
bervariasi 2-6%.
6. Gula
Gula yang
biasa digunakan dalam pembuatan produk roti adalah gula sukrosa (gula putih
dari tebu atau dari beet) baik berbentuk Kristal maupun berbentuk tepung,
tetapi ada juga roti yang menggunakan gula merah yaitu roti gambang.
Penggunaan gula pada produk roti ditunjukan untuk :
·
Memeberi rasa manis
·
Menyediakan makanan bagi ragi dalam proses fermentasi
·
Membantu dalam pembentukan krim dan campuran
·
Memperbaiki tekstur produk
·
Membantu mempertahankan air sehingga memperpanjang
kesegaran
·
Menghasilkan kulit (crust) yang baik
·
Menambah nilai nutrisi pada produk
Dalam adonan
gula dapat menyerap air dan membuat adonan lebih encer atau lengket sehinggga
perlu diperhatikan dalam penambahan atau pengurangan air agar menghasilkan
produk yang baik. Penambahan gula kedalam adonan
bervariasi jumlahnya yaitu 5-20% dari berat tepung. Gula dapat menghambat
aktivitas ragi karena gula meningkatkan tekanan osmotik dari adonan sehingga
perlu dilakukan penambahan ragi untuk menjamin kecukupan gas yang diproduksi.
Pada proses mixing, pencampuran gula harus merata. Pencampuran gula yang tidak
merata akan menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit roti dan membentuk
lubang besar atau kantong udara pada produk roti.
7. Susu bubuk / skim
Susu bubuk adalah bubuk
yang dibuat dari susu kering
yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu cair
dan tidak perlu disimpan di lemari
es karena kandungan uap airnya sangat rendah.
Susu bubuk sering digunakan dalam membuat kue, dalam
resep-resep yang adonannya akan terlalu cair bila digunakan susu cair. Susu
kering juga sering ditemukan dalam bantuan pangan, di tempat-tempat penampungan
pengungsi, gudang-gudang serta tempat-tempat lainnya di mana susu segar sulit
digunakan.
Tujuan pemakaian
susu dalam pembuatan produk bakeri adalah :
·
Memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein),
gula laktosa dan kalsium.
·
Memberikan pengaruh terhadap warna kulit (terjadi
pencoklatan protein dan gula)
·
Digunakan untuk mengoles permukaan roti
·
Memperkuat gluten karena kandungan kalsiumnya
·
Menghasilkan kulit yang enak dan crispy serta
bau aromatik (aromatic smell)
Jenis susu
yang banyak digunakan dalam pembuatan roti adalah susu bubuk, skim, dan krim.
Krim mengandung lemak yang tinggi shingga memberikan kelembutan dan aroma yang
menyenangkan. Susu skim banyak mengandung protein (kasein) yang
cenderung meningkatkan penyerapan dan daya menahan air, sehingga mengeraskan
adonan dan memperlambat proses fermentasi adonan roti, Susu
yang digunakan untuk pembuatan roti pada umumnya dalam bentuk bubuk (powder).
Hal ini disebabkan alasan kemudahan penyimpanan dan mempunyai umur simpan yang
lebih panjang dari pada susu segar.
8. Improver dan Bahan Pengembang Kimia
Improver biasa disebut juga pengembang. Namun sebenarnya
berbeda dengan bahan pengembang kimia (chemical leavening agents). Improver
memang berfungsi membantu pengembangan terutama pada roti dan donut, tetapi
tidak menghasilkan gas pengembang karena senyawa atau bahan yang mengembangkan
produk tersebut adalah gas yang dihasilkan oleh ragi (yeast). Bahan
pengembang kimia dapat menghasilkan gas dalam adonan sehingga membuat adonan
mengembang tanpa perlu bantuan ragi. Bahan tambahan yang sering digunakan untuk
membantu pengembangan roti maupun donut atau biasa disebut improver antara
lain Diamodan, Serrol-500, Supermix, Baker’s Bonus, Puratos dan CA-50.
Tujuan penggunaan
impover adalah :
·
Berfungsi melengkapi zat makanan yang dibutuhkan ragi,
sehingga ragi tumbuh sempurna
·
Menghasilkan gas serta prekursor flavor pada produk
·
Merupakan penstabil (buffer) agar kondisi
adonan tetap sesuai untuk perkembangan ragi
·
Penguat gluten
·
Memperbaiki warna kulit dan remah (crumb)
·
Meningkatkan volume
·
Memperpanjang masa simpan
9.
Telur
Fungsi telur dalam pembuatan bakeri adalah :
·
Membentuk warna dan flavor yang khas
·
Memperbaiki cita rasa dan kesegaran roti
·
Meningkatkan pengembangan
·
Meningkatkan nilai gizi dan kelembutan produk
·
Digunakan untuk mengoles permukaan roti manis sehingga
permukaannya mengkilap
Telur juga
akan meningkatkan krim dan jumlah sel udara yang terbentuk. Selama
pemanggangan, sel udara mengembang dan uap air yang terbentuk akan meningkatkan
pengembangan. Albumin pada telur menyebabkan pengikatan air yang lebih baik
pada crumb roti. Protein putih telur mempunyai sifat yang mirip dengan gluten
karena dapat membentuk lapisan yang cukup kuat untuk menahan gas yang
dihasilkan selama proses fermentasi.
Telur
yang digunakan dalam pembuatan roti adalah telur ayam. Telur seharusnya tidak
disimpan bersama-sama dengan produk makanan atau bahan mentah lain, karena
kontaminasi salmonella. Untuk menentukan kesegaran telur dapat dilakukan dengan
cara memasukan telur kedalam air. Telur yang segar tenggelam didasar dengan
posisi mendatar, telur yang telah berumur lebih dari 20 hari akan tampak
mengapung atau tengelam dengan posisi berdiri.
10. Bahan Pengisi
Bahan
pengisi digunakan sebagai bahan pembantu produk dalam produk roti manis dan
donut untuk meningkatkan cita rasa dan variasi produk yang dihasilkan. Bahan
pengisi yang sering dan umum digunakan dalam pembuatan roti manis dan donut
adalah seperti keju, muisjes, cokelat pasta, selai strawberry, pisang, sosis,
abon, kacang hijau, kelapa dan kismis.
F.
Persiapan Produksi
Untuk membuat roti dengan sentuhan profesional, ada beberapa peralatan
utama yang perlu disediakan, antara lain:
·
Pengaduk Adonan Roti (mixer)
·
Pembagi Adonan Roti (Dough Divider) berguna untuk
membagi takaran adonan roti sehingga semua produk roti menghasilkan berat dan
volume yang sama.
·
Lemari Pengembang berguna sebagai tempat menyimpan
adonan roti yang telah dicetak sembari menunggu cetakan adonan kue tersebut
mengalami fermentasi dan mengembang.
·
Lemari Pembakar Roti / Microwave / Mesin Oven.
·
Peralatan lain misalnya loyang, cetakan kue, alat
pemotong roti, pisau, wadah adonan, pembungkus produk, dsb.
G.
Proses Produksi
Adapun cara/langkah pembuatan roti manis adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan alat dan bahan
2.
Penimbangan bahan sesuai formulasi
Timbang semua bahan sesaui formulasi
yang ada.
3.
Pengadukan bahan / pembuatan adonan
·
Terlebih dahulu masukan tepung terigu protein tinggi,
tepung terigu protein sedang, gula pasir, ragi, bread improver serta susu bubuk.
Di aduk dengan menggunakan alat planetary mixer dengan lengan pengaduk yang
berbentuk hooks dan menggunakan kecepatan rendah/speed 1 sampai tercampur rata
·
Masukan telur lalu air sedikit demi
sedikit sampai membentuk gumpalan-gumpalan dengan kecepatan rendah/speed 1
·
Setelah air tercampur, masukan margarin
dan garam dengan kecepatan rendah selama 2 menit, kemudian ubah ke kecepatan
sedang/speed 2 (aduk hingga adonan kalis)
4.
Pengistirahatan adonan/fermentasi awal dengan cara
membulatkan adonan (rounding) dan ditutup plastik selama 10 menit
Proses
ini bertujuan agar adona rileks untuk menghasilkan roti yang baik.
5. Pembagian adonan dengan berat 40
gr
Pembagian adonan untuk roti manis
biasanya memiliki berat 40 sampai dengan 50 gram
6.
Pembulatan adonan lalu di istirahatkan kembali selamam
10 menit
7.
Pembentukan dan pengisian topping filling
Proses pembentukan bisa
di bentuk sedemikian rupa sesuai yang inginkan.
8.
Pemasukan adonan yang telah dibentuk kedalam loyang
roti manis
Sebelum
adonan yang sudah di bentuk dimasukan kedalam loyang, loyang harus dioleh
mentega terlebih dahulu. Ini bertujuan agar memudahkan pengeluaran roti dari
loyang setelah pembakaran. tidak hanya dalam pembuatan roti manis, dalam
pembuatan roti tawar dan roti yang lainnyapun yang menggunakan proses baking
dalam oven, loyangnya mesti di oles mentega terlebih dahulu. Selain mentega,
anda juga bisa menggunakan shortening untuk memoles loyang.
9.
Fermentai akhir/final proofing dengan menggunakan alat
proofer sampai adonan mengembang hingga 90 %
Biasanya alat
ini digunakan di perusahaan besar. adapun jika anda tidak memiliki alat seperti
ini, fermentasi roti bisa dilakukan di ruangan biasa dengan cara ditutup kain
tetapi jangan sampai penutupnya menyentuh permukaan roti atau di masukan ke dalam suatu ruangan
tertutup.
10.
Pemolesan roti
manis sebelum dibakar dengan menggunakan bahan telur dan susu cair yang telah
tercampur dan dipoles dengan alat kuas
Ketika proses
ini, oleslah roti dengan hati-hati. usahakan selembut mungkin jagan sampai roti
tergores yang akan menyebabkan hasil yang tidak maksimal.
11.
Pengovenan dengan
suhu oven 200 derajat celcius, api atas 180 derajat celcius, api bawah 200
derajat celcius, panggang kurang lebih selama 10 menit. Proses ini disebut juga
dengan istilah Baking
Sebenarnya,
waktu pemanggangan roti tergantung juga besar kecilnya roti yang di buat.
umumnya menggunakan suhu dan waktu seperti yang dijelaskan diatas. akan tetapi
saat proses, cek lah beberapa kali untuk melihat apa roti sudah bisa diangkat
atau belum. Ciri roti sudah matang adalah permukaan roti sudah berwarna “golden
brown” atau emas kecoklatan
12. Pemolesan roti manis dengan menggunakan margarin.
Setelah roti
diangkat dari oven, segeralah oles permukaannya dengan margarin menggunakan
kuas, ini bertujuan agar roti terlihat mengkilap dan menarik.
13. Pengeluaran roti manis dari loyang
Roti dikeluarkan
dengan menggunakan alat Scraper. jangan coba-coba mengeluarkannya dengan
tangan, masih panas dan roti masih lembek.
14.
Pendinginan roti manis
di suhu ruang dengan cara menyimpannya di atas cooling
tray
Proses ini
bertujuan untuk mendinginkan roti agar mudah di kemas, jangan mengemas roti
jika roti masih panas. karena akan menyebabkan roti melempem atau kempes dan
hasilnya pun tidak akan maksimal.
15. Pengemasan
H. Finishing
Hasil akhir
harus dikemas dengan baik dan higienis. Jika modal anda mencukupi, ada baiknya
membeli mesin pembungkus plastik dengan merek yang bisa dicetak, namun jika
dana anda pas-pasan maka langkah awalnya cukup menggunakan plastik kemasan
rekat biasa yang banyak dijual di toko-toko. Merek roti dicetak pada
kertas.Kemudian dalam pemasarannya, ada berbagai cara yang bisa anda tempuh,
misalnya mebuka toko roti sendiri, menerima pesanan dari konsumen, atau
memasarkan roti tersebut ke toko-toko, swalayan, warung, dan rumah makan di
wilayah anda, tentu dibutuhkan alat transportasi yang memadai.
I. Omset Penjualan / Analisa
Usaha
Biaya Investasi Awal Bisnis Roti
Keterangan
|
Unit
|
Harga
|
Total
|
Mixer
|
1
|
Rp 5.500.000
|
Rp 5.500.000
|
Ruangan
Pemanggang Roti
|
1
|
Rp 5.000.000
|
Rp 5.000.000
|
Ruangan
Pengembang
|
1
|
Rp 3.000.000
|
Rp 3.000.000
|
Loyang
|
150
|
Rp 20.000
|
Rp 3.000.000
|
Peralatan
Masak
|
1
|
Rp 100.000
|
Rp 100.000
|
Timbangan
|
1
|
Rp 200.000
|
Rp 200.000
|
Total
|
Rp 16.800.000
|
Biaya Operasional
Peralatan
|
Harga
|
Unit
|
Total
|
Bahan Baku
Roti
|
Rp 17.000.000
|
1
|
Rp 17.000.000
|
Bahan Penunjang
(selai, ceres, dll)
|
Rp
300.000
|
1
|
Rp
300.000
|
Bensin/Bahan
Bakar Mixer (sebulan)
|
Rp 7.400
|
50
|
Rp
370.000
|
Kayu Bakar
|
Rp 1.000.000
|
2
|
Rp 2.000.000
|
Gaji
Karyawan
|
Rp 1.500.000
|
5
|
Rp 7.500.000
|
Transportasi
|
Rp 500.000
|
1
|
Rp 500.000
|
Biaya
lain-lain
|
Rp 200.000
|
1
|
Rp
200.000
|
Beban Tetap
|
Rp 27.870.000
|
Untuk satu kali membuat roti mampu menghabiskan tepung terigu 25 Kg dan memerlukan biaya untuk bahan baku roti sebesar Rp.
680.000,- dalam sehari x 25 hari (asumsi dalam sebulan) = Rp 17.000.000,- Dari biaya
bahan pokok sebesar Rp 17.000.000,- untuk
pembuatan roti dalam sebulan dan bisa
membuat 55.000 buah
roti, dengan asumsi sehari didapatkan 2.200 buah roti.
Maka total HPP per roti adalah Rp 17.000.000/55.000 = Rp 300. Maka bisa menjualnya dengan harga roti pasaran yaitu sekitar Rp 500 – Rp 800. Di sini diambil harga senilai
Rp 800 per buah roti. Biaya operasional bulanan diluar
bahan baku pokok sebesar Rp 10.870.000.
Perhitungan
Laba Rugi
URAIAN
|
Aktivitas Penjualan
|
||
50.000 roti/bulan
|
55.000 roti/bulan
|
62.500 roti/bulan
|
|
Omzet
|
Rp 40.000.000
|
Rp 44.000.000
|
Rp 50.000.000
|
HPP (Rp 300/roti)
|
Rp 15.000.000
|
Rp 16.500.000
|
Rp 18.750.000
|
Laba kotor
(omzet-HPP)
|
Rp 25.000.000
|
Rp 27.500.000
|
Rp
31.250.000
|
Biaya
|
|||
Biaya
operasional (bulan)
|
Rp 10.870.000
|
Rp 10.870.000
|
Rp 10.870.000
|
Net Profit
(Laba kotor-biaya)
|
Rp 14.130.000
|
Rp 16.630.000
|
Rp 20.380.000
|
J. Aspek
Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan
Membangun
sebuah usaha pembuatan roti dan kue memang menjadi salah satu primadona usaha
rumahan yang banyak dilakoni oleh kaum ibu-ibu. Kuantitas produksinya biasanya
masih sangat kecil dan terbatas pemasarannya. Sehingga, sering kita melihat
bahwa banyak usaha yang dijalani tersebut layaknya seperti cahaya bintang di
langit, yang terkadang terang terkadang redup. Padahal jika dijalankan dengan
sedikit sentuhan profesional, mungkin usaha pembuatan roti yang skala rumahan
tersebut bisa bertahan dalam persaingan dengan industri-industri produk roti
kelas kakap. Sehingga mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dan meningkatkan
perekonomian masyarkat di sekitar Simpang Empat dan Tanah Bumbu pada umumnya Kunci suksesnya adalah mampu menghadirkan
produk roti yang memiliki cita rasa yang khas dengan harga yang bersahabat.
K. Kesimpulan dan
Saran
Dari hasil wawancara
dapat disimpulkan :
1.
Usaha pembuatan
roti manis di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan usaha rumahan dengan skala kecil
2.
Proses produksi dalam usaha pembuatan
roti manis ini umumnya termasuk kategori tradisional. Hal ini karena semua pekerjaan masih menggunakan tenaga para pekerja.
3.
Penjualan umumnya melalui
pesanan dari konsumen dan penjualan langsung kepada konsumen dengan cara mengantar
atau menaruh dagangan di warung-warung atau rumah makan.
4.
Keuntungan membuat roti manis dengan asumsi penjualan perbulan 55.000 roti dengan harga perbiji Rp. 800,- keuntungan bersih yang di dapat sebesar Rp. 16.630.000,-
5.
Kendala yang dihadapi oleh pengusaha
roti untuk saat ini adalah kurangnya peralatan modern untuk pembuatan roti
manis seperi lemari pengembang, oven, alat kemasan
hygienis dan alat-alat modern lainnya, kurangnya strategi pemasaran untuk di Supermarket atau Minimarket karena
selama ini hanya di warung-warung.
6.
Disarankan untuk mengajukan
permohonan bantuan alat ke dinas teknis. Dan di
berikan pembinaan atau fasilitasi kerjasama kemitraan.
pembahasannya sangat lengkap. terimakasih telah berbagi artikel yang sangat membantu...
BalasHapusAplikasi Kasir Warung